Rabu, 10 Juli 2013

Penentuan Awal Puasa di Mesir Selalu Sama

Masjid-masjid Terindah di Dunia

Setelah lulus dari Madrasah Aliyah, Syahdian Noor, memutuskan untuk kuliah langsung di Kairo, Mesir, pada 1997. Niat menuntut ilmu membuat Syahdian meninggalkan kampung halamannya di Kalimantan Selatan untuk menetap selama enam tahun di negeri Timur Tengah itu.
Sejuta pengalaman pun pernah ia rasakan saat berada di Mesir pada waktu itu, tak terkecuali bagaimana suasana serta merasakan bulan puasa. Ayah dari tiga anak ini membandingkan suasana puasa di Mesir dengan di Indonesia sangat berbeda.
Menurutnya, dari segi penetapan awal Ramadan serta penetapa Idul fitri, di Mesir tidak pernah ada perselisihan, semua masyarakat tunduk dan patuh pada negara sebagai kuasa dalam menetukan kebijakan.
"Inilah salah satu yang berbeda dengan Indonesia, di Mesir masyarakat tidak ada yang berani berbeda dalam penetapan awal Ramadan, semuanya serentak" ujarnya, Selasa (9/7/2013).
Kondisi cuaca juga sangat mempengaruhi suasana bulan Ramadan di negeri berpiramida tersebut, seperti musim panas dan dingin. Menurutnya, setiap tahun ketiba Ramadan pasti berbeda cuacanya.
"Kalau cuaca panas itu hausnya cepat sekali, bahkan waktu jam puasa pun bertambah lama sampai 16 jam, berbeda dengan musim dingin waktu puasanya hampir sama seperti biasa, yakni 12 jam," kenang Dosen Iain Antasari Banjarmasin ini.
Lalu bagaimana suasana Ramadan saat dia menuntut ilmu di Mesir? Sebagai mahasiswa asal Kalimantan Selatan, ia bersama kawan-kawan yang juga berasal dari Kalimantan bergabung dengan Ikatan Mahasiswa Kalimantan Mesir (KMKM).
Disini berbagai kegiatan rutin selalu ia ikuti untuk mengisi Ramadan, selain kegiatan tadarus Alquran malam harinya, sudah menjadi kebiasaan memasuki 10 hari Ramadan, tarawih khusus ke Masjid Amru Bin Ash.
"Hampir setiap tahun kegiatan di KMKN seperti ini, karena 10 hari terakhir Ramadan Nabi lebih giat dalam beribadah, tak lupa juga Salat Tahajud," tutur suami Syahdian Noor itu.
Suasana unik lainnya, lanjut Syahdian Noor, mereka yang berpuasa di Mesir tidak akan pernah kelaparan saat mau berbuka. Pasalnya, di setiap masjid ada kebiasaan orang-orang kaya menyumbangkan harta untuk berbuka bagi yang tidak mampu.
"Tak bakalan kelaparan kalau berbuka puasa di Mesir, hampir disetiap tepi jalan ada orang yang membukakan puasa. Entah itu di masjid maupun per individu," ujar warga Jalan Bumi Mas Raya, Komplek Bumi Indah Banjarmasin ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar